Sumut Butuh 4,5 Juta Vaksin Capai Kekebalan Komunal 

  • Bagikan

membaranews.com (Medan)

 

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menargetkan kebutuhan vaksin sekitar 4,5 juta dosis untuk mencapai kekebalan komunal. Jumlah ini tentu membutuhkan waktu mengingat distribusi vaksin ke Sumut masih di angka 660.000 dosis.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr.Alwi Mujahit Hasibuan MKes kepada wartawan, Jum’at (24/4) menjelaskan , vaksinasi Tahap II saat ini masih menyasar pada petugas publik dan lansia.

Untuk petugas publik di Sumut terdata sekitar 800.000 lebih.Sedangkan untuk lansia ada sebanyak 1,2 juta lebih. “Jadi totalnya ada sekitar 2.150.000 lebih. Kalau dikali 2 berarti kita butuh vaksin sekitar 4, 3 juta lebih,” sebut Alwi.

Saat ini dari laporan yang diterima Dinas Kesehatan Provsu, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Sumut sebanyak 660.000 dosis. “Berarti kita kekurangan sekitar 3.640.000 dosis atau sekitar 3,7 juta vaksin,” ungkap Alwi.

Masih tingginya kebutuhan vaksin di Sumut ini membuat Pemprov Sumut terus melakukan kampanye vaksin mengingat tingginya animo masyarakat untuk ikut vaksin. Namun karena persediaan vaksin terbatas, pemerintah harus bijak melakukan vaksinasi dengan tepat sasaran yakni petugas publik dan lansia.

“Kalau ditanya kapan program vaksin ini selesai, jawabannya segera kita selesaikan kalau vaksinnya ada.

Dulu saat kita petakan ada kekhawatiran wilayah-wilayah sekitar Pantai Timur seperti Labura, Labusel, Asahan – Tj.Balai hingga ke Tabagsel terjadi penolakan. Namun ternyata animo masyarakat cukup tinggi.

Artinya kampanye vaksin yang kita lakukan cukup berhasil,” ujar alumni Fakultas Kedokteran USU ini.

Alwi bercerita soal kesiapan pemerintah dalam mengendalikan wabah virus Covid-19 khusus di Sumatera Utara. Termasuk target untuk mensukseskan pencapaian pemberian 70 % vaksinasi kepada masyarakat Sumut menuju terciptanya imun community atau yang disebut kekebalan komunal.

Karena itu Alwi meminta masyarakat untuk mensukseskan program vaksinasi sebagai bentuk perlawanan terhadap Covid-19 termasuk dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat 3 M (mencuci tangan, memakai masker menjaga jarak atau menghindari kerumunan).

“Kita akan terus melawan Covid-19 ini dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan sekarang kita melawannya dengan vaksin.

Kami berharap masyarakat terus memberikan dukungan agar wabah ini bisa kita tekan. Kita tentu ingin kehidupan bisa kembali normal, anak-anak kembali bersekolah, perkantoran berjalan normal, usaha juga. Jadi, mari kita dukung program vaksinasi ini,” kata Alwi.

Disinggung soal perpanjangan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro sejak mulai 20 April hingga 3 Mei 2021, Alwi mengatakan keputusan itu harus diambil meskipun ada trend penurunan kasus positip dalam sebulan terakhir.

“Dari hasil pemantauan grafik angka positif Covid-19 di Sumut memang menunjukkan angka penurunan. Namun kita tetap memperpanjang PPKM Mikro sesuai arahan dan kebijakan Pak Gubernur. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki masa lebaran Idul Fitri sehingga perlu dilakukan penyekatan secara ketat,” jelas Alwi.

Dari data Satgas Penanganan Covid 19 di Sumut, pertambahan kasus positif Covid-19 sebelum penerapan PPKM Mikro sebanyak 757 orang setiap minggunya. Kemudian setelah penerapan PPKM Mikro di minggu pertama jumlah kasus positif menurun menjadi 644 orang, pada minggu kedua menurun lagi sebanyak 563 orang, hingga pada minggu keenam menjadi 545 orang.

Dari hasil rapat evaluasi kemarin, Alwi menyebut angka kesembuhan juga meningkat di beberapa wilayah meliputi Kota Medan, Binjai, Pematangsiantar, Langkat, Simalungun dan Karo.

Ke-6 wilayah ini menunjukkan peningkatan angka kesembuhan dibanding keadaan sebelum PPKM berbasis mikro (existing).

Sementara Deli Serdang dan Dairi mengalami angka penurunan kesembuhan.

Ke depan, Alwi menekankan agar pelayanan rumah sakit yang ada di kabupaten/kota agar terus ditingkatkan sehingga tidak terjadi mobilisasi perawatan pasien di daerah terpaksa dipindah ke Kota Medan. “Mohon ke depan pelayanan rumah sakit di daerah ini dibenahi. Akibat orang kurang yakin penanganan di rumah sakit di kabupaten/kota membuat banyak pasien terpaksa dirawat di Medan,” ujarnya.(Rul)

 

Foto :

Alwi Mujahit Hasibuan

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *