Antara Pandemi dan Ekonomi

  • Bagikan

membaranews.com-(Medan)

Wabah Covid-19 sejak awal bulan Maret 2020 sudah mulai menyebar di Indonesia , dan hal ini telah memicu krisisnya perekonomian masyarakat, baik masyarakat golongan ekonomi menengah, menengah ke bawah maupun menengah ke atas.

Akibat Covid-19 ini tidak sedikit masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan bahkan di PHK. Hal itu dialami sebagian besar masyarakat di Provinsi Sumatera Utara. Kelompok KKN-DR 159 mengirim beberapa anggota melakukan observasi dengan mengamati dan mewawancara langsung di beberapa daerah di Sumatera Utara terkait pengaruh Covid-19 terhadap kondisi perekonomian masyarakat.

Lokasi pertama yaitu daerah Asahan, pada golongan menengah kebawah rekan kelompok kami mewawancarai seorang bernama Roma (41)  yang bekerja sehari-harinya sebagai supir Angkutan Kota (Angkot). Selama masa pandemi Covid-19 Roma (Supir Angkot) menerangkan bahwa kondisi ekonominya semakin sulit, dikarenakan pada masa pandemi ini masyarakat jarang menggunakan transportasi umum.

“Ya beginilah nak semakin susah, makan bapak kan dari hasil narik angkot tapi selama Covid ini penumpang jadi jarang. Biasanya penumpang kebanyakan dari anak sekolah, ini sekolah diliburkan jadi tidak ada penumpang, keliling cari penumpang juga jarang ada, kalaupun ada ya satu dua, karena kan pemerintah udah menerapkan aturan PSBB. Semua-semua dibatasi, jadi kalau ada penumpang ya lepas makan, kalau tidak ada ya terpaksa ngutang. Bantuan dari pemerintah juga percuma karena banyak yang salah sasaran, malah yang lebih membutuhkan tidak ada menerima bantuan, yang hidupnya enak malah ngalir terus bantuannya.” Ujar pak Roma.

Lokasi kedua yaitu daerah Batubara, tepatnya di Desa Sei Muka rekan kami mewawancarai seorang ibu yang bernama Ibu Watini (45) yang bekerja sehari-hari jualan di kios kecil miliknya. Ibu Watini menjelaskan Pandemi Covid-19 ini berpengaruh pada penjualan di kiosnya, terjadi penurunan yang cukup signifikan, yang mana pembeli menjadi sepi dari sebelum terjadinya wabah ini.

“Semenjak adanya Virus ini ekonomi ibu semakin menurun, pembeli jadi sepi. Seperti di Idul Adha biasanya banyak yang buat kue dan beli bahan-bahan disini, ini tidak ada. Jadi ibu untuk memenuhi semuanya biar cukup dengan kerja sampingan jual sayur masak kalau pagi keliling dari rumah ke rumah.” tutur ibu Watini.

Di lokasi ketiga yaitu daerah Labuhan Batu, rekan kami mewawancarai seorang Ibu yang bekerja sebagai penjual sayur siap saji keliling bernama Ibu Ani (39) dengan menggunakan kendaraan sepeda. Papar ibu penjual sayur bahwa wabah covid-19 ini berpengaruh pada pendapatannya, jajakan sayur siap sajinya sering tidak habis. Akibatnya sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Selama ada Virus ini Ibu semakin susah buat cari uang untuk makan sehari-hari. Jualan Ibu jadi sering tidak habis, karena pelanggan yang biasa beli jadi lebih memilih untuk memasak sendiri di rumah agar lebih tahu sehatnya dan untuk menghindari terkena virus. Ibu sih berharap agar Corona ini cepat hilang biar bisa kembali seperti semula.” Ujar Ibu Ani

Selain berdampak pada masyarakat kelas menengah kebawah, Covid juga memberikan dampak pada perekonomian kelas menengah seperti pada karyawan BUMN. Dengan menanyakan hal yang sama kepada seorang bapak yang bernama Zul (34), ia mengatakan “Selama Covid ini para karyawan juga mengalami penurunan dalam ekonomi, seperti pengurangan gaji pokok sehingga tidak seimbang dengan pengeluaran. Harga sawit juga turun sehingga jadi semakin sulit, ditambah harus memenuhi kuota buat belajar anak dirumah. Karyawan ini lagi mengharapkan bonus dari kantor tapi sampai sekarang terhalang karena Covid jadi belum keluar juga.

Lanjutnya masih Zul mengatakan ” Tidak hanya karyawan BUMN, karyawan yang lain juga sama seperti SPG yang banyak di PHK dan dirumahkan karena kantor yang tak sanggup membayar gaji”.

Tidak hanya itu masyarakat dengan taraf perekonomian kelas atas juga mengalami penurunan akibat Covid. Seperti yang terjadi pada beberapa pengusaha Cooffee Shop, semenjak adanya Covid-19 dan penerapan PSBB tidak hanya satu cafe yang terlihat sunyi tetapi terdapat beberapa cafe bahkan sampai ditutup guna untuk mengurangi penularan Covid-19. Banyak pengusaha yang mengalami kerugian besar hingga gulung tikar. Tidak hanya pengusaha, seperti tokoh publik pun banyak mengalami penurunan ekonomi, yang biasanya banyak proses syuting kini selama masa pandemi proses syuting ditutup dan para tokoh publik kehilangan pekerjaan.

Dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada kurva perekonomian masyarakat, semakin hari kurva semakin menurun. Pihak yang sangat berdampak dari adanya Covid-19 ini adalah masyarakat taraf perekonomian menengah kebawah. Masyarakat semakin menjerit karena ekonomi mereka semakin krisis dan hutang semakin melilit. Bagi golongan menengah ke atas mungkin tidak terlalu berpengaruh karena mereka memiliki banyak tabungan yang masih bisa dimanfaatkan ketika pemerintah menerapkan sistem lockdown, namun berbeda dengan masyarakat menengah kebawah yang makan dari penghasilan perhari. Kerja sehari habis untuk makan, ada uang bisa makan tidak ada uang kelaparan.

Data yang didapat di lapangan sesuai dengan yg diutarakan oleh Ibu Sri Mulyani selaku menteri keuangan. Ia mengatakan bahwa perekonomian Indonesia bisa berada di titik 2,5 persen bahkan bisa mengalami kontraksi 0,4 persen di akhir tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika memberikan keterangan kepada media melalui video conference di Jakarta, (24/3/2020).

Mentri keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi virus corona membuat seluruh sektor ekonomi terpukul. Saat ini hanya aktivitas ekonomi yang beralih ke online digital bisa bertahan menghadapi tantangan.

“Sekarang sector UMKM dan informal pun juga terpukul karena covid-19 ini mengisyaratkan orang tidak boleh atau membatasi interaksi. Sehingga berbagai kegiatan yang dulu berjalan lancar terhenti, economy activity informal pun terpukul karena orang tidak melakukan interaksi fisik. Hanya aktivitas yang bisa pindah ke online digital bisa survive. “ ujar Sri Mulyani dalam diskusi daring dengan BNPB, Jakarta (24/3/2020) .

Tidak hanya dari sektor itu saja untuk guru swasta juga ikut merasakan dampak dari Covid-19 dimana semenjak adanya peraturan pembelajaran daring banyak guru swasta yang mengalami pemotongan gaji, bahkan beberapa bulan belakangan ini banyak terjadi penundaan dalam pembayaran gaji, hal ini dikarenakan gaji guru swasta berpatokan dengan pembayaran uang sekolah murid. Jadi dampak atau pengaruh Covid-19 terhadap perekonomian masyarakat sangat berpengaruh besar, kondisi perekonomian masyarakat mengalami penurunan pesat selama masa pandemi Covid-19. (KKN-DR UINSU Kelompok 159)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *