Ketum KONI John Lubis :Segera Diperbaiki Layanan Makanan PON XXI.

  • Bagikan

Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis memberi penjelasan tentang kisruh layanan makanan PON XXI Aceh-Sumut.(Foto : Istimewa)

Medan I membaranews.com

Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis, buka suara soal kisruh makanan atlet PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Sejumlah sorotan mewarnai pelaksanaan PON 2024. Salah satunya terkait penyediaan makanan bagi kontingen dan atlet.

Mulai dari menu makanan, porsi, hingga kontingen yang tidak kebagian jatah makanan.

John menyampaikan permohonan maaf terkait layanan makanan PON 2024. Dia mengakui kualitas makanan yang disediakan untuk para atlet di PON XXI masih di bawah standar.

“Kalau bicara tentang makanan tentu relatif apalagi masalah enak apapun anggapan orang pasti beda. Tapi kami mohon maaf kalau PB PON XXI menyiapkan makanan memang masih di bawah standar” kata John Jumat (13/9/2024).

Menurut John, kualitas makanan yang di bawah standar bukan hanya terjadi di Sumut tapi juga di Aceh. Dua provinsi ini menjadi tuan rumah pelaksanaan PON 2024. Bahkan di Aceh makanan untuk para atlet sempat terlambat datang.

Kalau standar atlet jelas di bawah (standar ) karena aturan kalori menjadi asupan atlet. Kondisi ini bukan hanya di Sumut ,saya mengalami atlet kita di Aceh terlambat bahkan tak datang (makanan) tapi itu tak menjadikan masalah bagi saya, ujarnya.

Dia meminta agar ketika makanan tersebut terlambat datang tidak perlu dipermasalahkan. Selain itu agar disiapkan lagi makanan yang baru untuk para atlet meski akan menjadi masalah hukum ke depannya.

Sudahlah kalian siapkan saja makanan nanti kita tanggung lagi. Walaupun nanti jadi double cost. Walaupun nanti saya jadi target juga nanti itu. “Kan kita sudah bayar di situ tapi kita harus siapkan juga makannya,” ucapnya.

John mengakui untuk persoalan makanan bagi atlet juga menjadi beban berat bagi panitia. Dia sempat mengajukan komplain terkait persoalan makanan kepada pihak yang menangani makanan atlet.

“Ini masalah kami, beban berat juga bagi kami kalau itu. Kalau dilihat kemasannya bagus, saya sempat kasih komplain dengan ketua bidangnya tolong diperbaiki,” tutur John.

Meski demikian, John memaklumi persoalan tersebut sebab panitia harus mempersiapkan makanan untuk para atlet dan official lebih kurang 16.000 kotak makanan. Tentu menyediakan makanan sebanyak itu bukan perkara mudah.

Memang kesulitan mereka tak kecil. Bagaimana bisa dia memberi makan mungkin jumlahnya atlet semua official ada 10 ribu orang, panita 6 ribu. Dia memberi makan satu hari ada 16 ribu orang. Tentu itu tidak hal yang gampang. Kalau kontrak hari ini gak bagus langsung dipecat vendornya lagi yang lain apa menjamin itu bisa lebih bagus?,” ungkapnya.

John menyebutkan persoalan makanan di bawah standar itu bukan hanya terjadi saat pelaksanaan PON XXI. Saat penyelenggaraan PON di Papua XX Tahun 2021 dan Jawa Barat XIX Tahun 2016 persoalan yang sama juga terjadi.

Memang persoalan yang sama dari tahun ke tahun itu yang kita alami. Papua juga makanannya bagus tapi jadwalnya tak bagus. Jawa Barat provinsi yang begitu bagus begitu besar ada problem juga dengan makanan.

Jadi ini klasik masalahnya. Ke depan perlu ini dibuat seminar,” kata John.(Rul/R)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *