Covid-19 Kota Medan Menurun , Jangan Lengah

  • Bagikan

membaranews.com (Medan)

 

Percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi. Ini salah satu langkah konsisten dilakukan Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam menangani pandemi Covid-19. Kendati terjadi penurunan kasus baru dan PPKM di ibu kota Sumut ini turun ke Level 2, namun vaksinasi tidak kendor.

Berbagai cara dilakukan memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi. Selain membuka layanan vaksinasi di seluruh puskesmas, juga melakukan sistem jemput bola. Sasaran prioritas vaksinasi selain lansia juga para pelajar agar Pembelajaan Tatap Muka (PTM) berjalan aman dan sehat.

Data Dinas Kesehatan Kota Medan menunjukkan, hari ke hari terjadi peningkatan cakupan vaksinasi. dosis I, II,III. Dengan target 1.942.998, pada 1 Oktober cakupan vaksinasi dosis I mencapai 56,22 persen atau 1.092.427 suntikan dan dosis II mencapai 36,95 persen atau 717.923 suntikan.

Sepekan kemudian, 7 Oktober, cakupan vaksinasi kian meluas, yakni dosis I mencapai 60,40 persen atau 1.173.532 suntikan dan dosis II mencapai 39,29 persen atau  763.428 suntikan. Selanjutnya pada 14 Oktober cakupan vaksinasi dosis I mencapai 63,00 persen atau 1.224.032 suntikan dan dosis II mencapai 41,49 persen atau 806.087 suntikan.

Data juga menunjukkan cakupan vaksinasi di Medan terus meluas pada 21 Oktober yakni dosis I mencapai 64,87 persen atau 1.260.504 suntikan dan dosis II mencapai  43,45 persen atau 844.206 suntikan. Begitu juga pada 26 Oktober cakupan vaksinasi juga tambah meluas yakni dosis I mencapai 66,77 persen atau 1.297.393 suntikan dan dosis II mencapai 46,06 persen atau 895.035 suntikan.

Akademisi Universitas HKBP Nommensen, dr.Okto P.E. Marpaung, M.Biomed menilai, percepatan vaksinasi dilakukan Pemko Medan cukup baik dan terus ditingkatkan.

“Berbagai inovasi dan kemitraan berperan dalam percepatan vaksinasi dilakukan Pemko Medan. Teknis pelaksanaan seperti memilih lokasi di berbagai tempat publik yang mudah diakses dan vaksinasi jemput bola juga mempengaruhi keberhasilan percepatan vaksinasi,” sebut Okto di Medan,kemarin.

Okto mengatakan, percepatan vaksinasi perlu dilakukan untuk mencapai herd immunity agar dapat melindungi warga dari infeksi virus serta membantu menurunkan angka kematian akibat Covid-19.

“Terkait ancaman Covid-19 gelombang ketiga yang dapat terjadi pada Natal dan Tahun Baru, vaksinasi tentu memiliki dampak positif dalam menekan peningkatan angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan),” ucapnya.

Ancaman berkurangnya efikasi vaksin disebabkan mutasi Covid-19 tetap ada sehingga masyarakat diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Menurut Kepala Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas HKBP Nommensen ini, agar percepatan vaksinasi dilakukan Pemko Medan lebih efisien, ada dua hal perlu ditingkatkan.Yakni, ketersediaan stok vaksin dan peta sebaran masyarakat yang belum mendapat vaksinasi.

“Pembuatan peta sebaran ini mengawinkan data yang terdapat pada Disdukcapil Kota Medan dengan data pada pedulilindungi atau warga kota Medan yang telah mendapat vaksinasi sehingga bisa diperoleh gambaran peta sebaran masyarakat yang belum divaksinasi.

Dengan demikian kata Okto , 34-35 persen lagi warga yang belum mendapat vaksinasi dosis I akan lebih cepat terjangkau dan akan meningkatkan realisasi harian vaksinasi.

“Kalau realisasi harian vaksinasi dosis I dapat ditingkatkan menjadi 1 persen per hari  atau sekitar 19.400-an warga, maka setidak-tidaknya vaksinasi 35% warga Kota Medan yang belum mendapat vaksinasi dosis I dapat diselesaikan dalam waktu 35 hari. Hal ini tentu sangat baik dalam mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 pada saat Natal dan Tahun Baru nanti,” ujarnya.(Rul)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *