Pelaksanaan Rakor Kewaspadaan Sini Penyakit Musim Penghujan.(Foto : Istimewa)
Pacitan I membaranews.com
Musim hujan memiliki keterkaitan dengan beberapa penyakit dan faktor-faktor lingkungan yang muncul selama periode ini dapat memengaruhi penyebaran dan kejadian beberapa kondisi kesehatan.
Penyakit penyerta musim hujan merupakan penyakit yang umumnya memiliki risiko untuk muncul atau meningkat selama musim hujan.
Terkait hal tersebut Dinas Kesehatan membahasnya pada Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar di Rumah Sehat bertujuan untuk mengantisipasi bahaya DBD yang merebak di wilayah Pacitan.
Kabupaten Pacitan merupakan endemi penyakit DBD sehingga perlu antisipasi sebelum memakan korban. Demam berdarah dengeu (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus dengeu, akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini bisa membawa virus penyebab demam kuning dan cikungunya.
Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr Daru Mustikoaji menjelaskan, seseorang bisa terserang demam berdarah karena tubuh terinfeksi oleh virus dengue yang dibawa serangga jenis artropoda yakni nyamuk Aedes Aegypti.
Karena itulah, pencegahannya difokuskan pada pencegahan perkembangbiakan dan pembasmian sarang nyamuk tersebut. Menurutnya, untuk meminimalisir jatuhnya korban akibat penyakit demam berdarah sebenarnya sosialisasi mendalam mengenai penyakit ini sangat diperlukan.
Hal tersebut bertujuan agar masyarakat lebih aware dan waspada terhadap penyakit demam berdarah, baik bagaimana cara menanggulangi maupun cara untuk mencegah penyebarannya.
“Fogging (pengasapan) hanya mematikan nyamuk dewasanya saja. Untuk itu, perlu membasmi jentik nyamuk yang berada di genangan air atau tempat-tempat yang berpotensi untuk perkembangan Aedes aegypti. Saat ini pencegahan yang paling efektif dan efisien dapat dilakukan melalui 3 M Plus yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi,ember air, tempat penampungan air minum,penampungan air lemari es, kemudian menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong, drum dan kendi,”kata dalam acara tersebut, Senin (18/11/2024).
Pj Sekretaris Dinas Kesehatan Pacitan drg Nur Farida menjelaskan, jika perlunya Memanfaatkan kembali atau Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk. Selain itu, menaburkan bubur larvasida atau bubuk abate yang bisa didapatkan masyarakat secara gratis di puskesmas-puskemas terdekat.
Bubuk abate tersebut nanti ditaburkan pada tempat penampungan air dengan cara air pada penampungan diisi hingga penuh. Kemudian, obat bubuk abate ditaburkan pada malam harinya.
“Pemberian bubuk abate sebanyak satu sendok makan untuk bak mandi berukuran lebar 1 meter,panjang 1 meter, tinggi 1 meter. Setelah itu didiamkan sehingga aman untuk keperluan mandi. Bak mandi yang sudah diberi bubuk abate tidak boleh disikat agar pemberantasan telur nyamuk dapat dilakukan secara maksimal,kata Farida.
Farida berpesan kepada masyarakat agar bisa menggalakkan Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk,dan lain-lain.
“Tidak kalah penting dalam pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat adalah senantiasa menjaga kebersihan diri,keluarga, dan lingkungannya seperti rutin membersihkan halaman rumah tempat tinggal masing -masing agar hidup kita menjadi kuat dan sehat dan terhindar dari jentik- jentik nyamuk yang bisa berkembang menjadi nyamuk dengan memutus rantai,”ungkapnya.
Selain DBD, penyakit yang perlu di waspadai dan diantisipasi pada musim hujan adalah Leptospirosis, penyakit bakterial yang disebarkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi, terutama tikus.
“Gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, muntah dan kadang-kadang kuning pada kulit dan mata,”katanya.
Untuk langkah-langkah pencegahan leptospirosis adalah menghindari berenang atau berjalan di air.(Pram)