membaranews.com (Medan)
Workshop Jurnalisme Lingkungan yang berlangsung satu hari penuh (11 November 2021) di Santika Dyandra Hotel Medan berakhir ditutup oleh Corporate Communications Senior Manager PTAR Katarina Hardono.
Ada 40-an wartawan yang selama ini meliput kegiatan PT Agincourt Resources (PTAR) Tambang Emas Martabe mengikuti kegiatan mengasah ketajaman para wartawan dalam bidang lingkungan.
Workshop Media Capacity Building bertemakan “Pemantapan Jurnalisme Lingkungan sesuai Hukum Pers, Kode Etik, UU Pers dan ITE ” menampilkan narasumber dari LPDS (Lembaga Pers Dr. Soetomo) yakni Direktur Eksekutif LPDS Hendrayana, SH, MH, AA. Ariwibowo, Lestantya Baskoro, IGG Maha Adi.
Jurnalisme Lingkungan memang harus menjadi consern para jurnalis mengingat isu-isu lingkungan sudah mengedepan.
Banyak persoalan lingkungan yang mesti dieksplor oleh para jurnalis mengingat dampak lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan habitat – ekosistem.
Dampak lingkungan ditimbulkan alam atau kelemahan proses pengambilan kebijakan dan performa corporate dapat menjadi sebuah tulisan yang menarik dan disajikan secara baik dapat menimbulkan empati dan dukungan publik ,kata Hendrayana.
Justru itu ,dibutuhkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan keterampilan para jurnalis yang consern dengan isu-isu lingkungan.
Bagi Hendrayana, penguasaan hukum pers, kode etik jurnalistik dan UU ITE sangat diperlukan bagi jurnalis menstreem dan digital sehingga membedakan dengan medsos.
Memang diakui, isu-isu lingkungan sangat seksi tetutama melakukan fungsi sosial kontrol. Mengingat persoalan dan dampak lingkungan seperti bencana banjir, penebangan hutan,termasuk proses kebijakan pemerintah,performa perusahaan maka mewajibkan para jurnalis menguasai dan menerapkan hukum pers,UU Pers,kode etik dan UU ITE.
“Kita mesti menyiasati ranjau-ranjau pers, itu harus diperhatikan”,sebut Hendrayana.
Kemampuan dan skill dalam penulisan lingkungan (feature) menurut Ariwibowo dan Lestantya Baskoro mutlak agar publik tertarik dan message sampai. Manakala persoalan lingkungan disajikan dengan menarik maka publik tertarik membaca sekaligus menikmatinya sehingga pesan moral,pesan sosial dan pesan hukum sampai di tengah publik. Tentunya, bakal melahirkan empati dan dukungan publik, sebut Ariwibowo wartawan senior LKBN Antara.
Paling penting bagi jurnalis untuk lebih dulu memahami konstalasi sosial, politik, kultur coporate, kultur media setiap melakukan peliputan, disini ada wisdom (kearifan), tambah Ariwibowo.
Ketua Umum PWI Pusat Atal Sembiring Depari mengapresiasi kegiatan workshop digelar PTAR Tambang Emas Martabe. Partisipasi dan kontribusi perusahaan sangat membantu peningkatan kapasitas, profesionalitas wartawan.
PTAR memang membuktikan komitmennya dalam mendukung terwujudnya profesionalisme wartawan melalui kerjasama dengan PWI,kata Atal Depari.
Apresiasi juga disampaikan Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik yang hadir pada penutupan workshop.
Direktur of Engineering PTAR Rulu Tanio saat membuka workshop menyampaikan apresiasi kepada wartawan atas kerjasama turut memajukan perusahaan lewat artikel atau berita yang bersifat informatif, korektif dan solutif.
Terima kasih dan apresiasi tinggi bagi kawan-kawan jurnalis yang selama ini benar-benar bekerja profesional dan itu memang kami rasakan, ujar Katerina Hardono saat penutupan workshop.
Diakhir workshop, para jurnalis memperoleh sertifikat diserahkan Katerina Hardono bersama Ketua PWI Sumut Farianda Putra Sinik. (Rul)
Foto :
Para Peserta Workshop Jurnalis Lingkungan menerima sertifikat penghargaan diserahkan Corporate Communications Senior Manager PTAR Tambang Emas Martabe Katerina Hardono. (rul)