membaranews.com (Medan)
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi konsolidasi seluruh rumah sakit untuk mengantisipasi peningkatan kasus kematian Covid-19 dan ketersediaan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR). Angka kematian saat ini sekitar 3,3%, sedangkan BOR sudah melampaui 60%.
“Angka kematian harus diturunkan. Untuk itu, sinergi antar-rumah sakit dan pihak terkait sangat diperlukan. Maka saya kumpulin bapak-bapak sekalian untuk bertukar pikiran, sebab untuk mengatasi ini kita juga harus bergandengan tangan,” kata Gubernur Edy Rahmayadi.saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 dengan Rumah Sakit se-Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Selasa (4/5/2021).
Mengenai BOR, Gubernur akan menyiapkan cadangan isolasi apabila diperlukan agar penanganan pasien tidak tertumpuk di satu tempat, tapi tersebar di rumah sakit yang tersedia.
Ketua Tim Penanganan Penyakit Infeksi Emerging Satgas Covid-19 Provinsi Sumut Restuti Hidayani Saragih mengatakan, ada faktor yang menyebabkan peningkatan angka kematian dan ketersediaan kamar isolasi. Antara lain, faktor penerapan protokol kesehatan masyarakat. “Penerapan protokol kesehatan adalah faktor dari eksternal rumah sakit,” katanya.
Menurut Restuti, saat ini semakin banyak varian virus Covid-19. Untuk itu, penyekatan wilayah diperlukan guna membatasi mobilitas warga, terutama saat libur Lebaran.
Direktur Operasional Rumah Sakit Murni Teguh Jong Khai mengatakan, kapasitas kamar rumah sakit Murni Teguh untuk isolasi Covid-19 sudah penuh. Dia berharap sinergi antar-rumah sakit guna mengantisipasi pasien tidak tertampung sehingga seluruh pasien Covid-19 dapat ditangani baik.
Direktur Utama Rumah Sakit H. Adam Malik Zainal Safri mengatakan, kematian yang tinggi bisa disebabkan keterlambatan pasien dibawa ke rumah sakit. “Ada pasien datang ke rumah sakit memang kondisinya sudah berat, ada juga kiriman dari luar Kota Medan,” ujar Zainal
Zainal mengusulkan ada sebuah grup atau tim besar dari berbagai rumah sakit terdiri bermacam dokter spesialis untuk saling membantu menangani pasien kritis dan membutuhkan pertolongan cepat. (SW)