Tapanuli Selatan I membaranews.com
Keberadaan rambin atau jembatan gantung Pulo Godang di Desa Telo dan rambin Pulo Goya di Desa Bandar Hapinis Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) sangat vital terhadap kebutuhan masyarakat untuk menyeberangi sungai Batang Toru.
Rambin Pulo Godang sepanjang 125,5 meter ditambah jembatan cor sepanjang 50 meter dengan lebar sekitar 2 meter dibangun PT Agincourt Resources (PTAR) selaku pengelola Tambang Emas Martabe melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) berbiaya Rp.1 Miliar lebih pada tahun 2014 dan selesai 2015.
Rambin dibangun atas usulan masyarakat menggantikan rambin lama dibangun pemerintah yang ambruk dimakan usia sekitar tahun 2000.
Sebelum rambin dibangun PTAR, belasan tahun masyarakat pulang-pergi bertani ke areal pertanian Pulo Godang atau membawa hasil panen harus menggunakan perahu mesin daya angkut 1-2 ton dengan membayar ongkos.
Belum lagi keterbatasan menyeberang terutama di musim penghujan saat debit air sungai Batang Toru naik. Jelas hal itu sangat beresiko terhadap keselamatan petani.
“Setelah rambin dibangun PTAR, kapan pun baik pagi, siang, sore, malam petani mudah pulang-pergi ke areal pertanian Pulo Godang ini,” ucap petani kepada wartawan, Rabu (21/06/2023).
Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya di areal pertanian Pulo Godang Nur Yakin Sigalingging (47) menyebutkan, rambin tersebut akses masyarakat petani sejumlah desa di Kecamatan Batang Toru seperti dari Desa Wek 3, Wek 4, Telo dan Napa menyeberangi sungai Batang Toru. Masyarakat banyak menggantungkan hidup di areal pertanian Pulo Godang.
Nur Yakin mengatakan, luas areal pertanian Pulo Godang ratusan hektar. Namun saat ini hanya sekitar 175 hektar lahan produktif akibat ketiadaan saluran air. Itu diluar kebun sawit dan karet.
Saat ini lebih 50 persen lahan produktif ditanami jagung selebihnya padi. Hanya sebagian kecil tanaman pisang, jeruk dan lainnya.
Meski tidak tanam serentak, rata-rapat petani jagung panen dua kali setahun dengan hasil sekitar 6 ton per hektar tiap musim panen. Belum lagi produksi padi serta komoditi lainnya.
Setelah rambin dibangun PTAR, biaya petani menyeberangi sungai Batang Toru semakin hemat karena pakai sepeda motor masing-masing atau jalan kaki. Waktu juga semakin cepat dan petani bisa berangkat kapan pun.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PTAR telah membangun rambin ini,” tutur Nur Yakin.
Selama ini bila ada kerusakan seperti lantai kayu jembatan kata Nur Yakin, petani akan memperbaikinya secara swadaya. Namun masyarakat tetap mengusulkan perbaikan ke PTAR dan tahun ini tinggal menunggu realisasi saja.
“Kami berharap tidak terlalu lama kiranya renovasi sudah dikerjakan,” harap Nur Yakin.
Demikian juga rambin Pulo Goya, selain akses masyarakat mengangkut hasil tani seperti padi, sawit, karet, pisang dan lainnya, juga jalur alternatif terdekat bagi masyarakat beberapa dusun dan desa di Kecamatan Angkola Sangkunur dan Kecamatan Muara Batang Toru menuju Kecamatan Batang Toru.
Apalagi bagi anak-anak sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat asal Kecamatan Angkola Sangkunur dan Muara Batang Toru setiap hari pulang-pergi bersekolah ke daerah Kecamatan Batang Toru. Melalui jalur rambin ini bisa lebih cepat, jarak lebih dekat dan irit minyak sepeda motor. Itu bila dibandingkan melewati jalur jalan utama via Hapesong Baru.
“Selisihnya sekitar 10 kilometer, lebih dekat melewati rambin Pulo Goya ini,” kata warga Bandar Hapinis, Sapar Hasibuan (58) dan Toguan Siregar (55) kepada wartawan, Rabu (21/6/2023).
Rambin tersebut merupakan rambin ketiga dibangun pemerintah. Rambin pertama dibangun tahun 1970, rambin kedua tahun 1984. Keduanya ambruk dimakan usia. Kemudian dibangun lagi rambin ketiga sepanjang 153,5 meter lebar sekitar 2 meter.
Seiring waktu, beberapa bagian rambin mengalami kerusakan baik lantai kayu jembatan, bantalan, kawat pengaman dan lainnya.
Atas usulan masyarakat, pada tahun 2013 PTAR mengucurkan dana renovasi Rp.170 juta dan pekerjaan selesai Januari 2014.
Kemudian tahun 2022 PTAR kembali merenovasi baik lantai kayu jembatan, bantalan, kawat pengaman, cat dan lainnya total dana Rp.290 juta.
“Renovasi dari PTAR ini sangat kami syukuri dan kami ucapkan terima kasih,” tutur Sapar dan Toguan. (Borneo)