“Selain itu, bila diizinkan kembali memimpin PWI Sumut untuk lima tahun ke depan, kami memiliki program asuransi kecelakaan dan kematian yang besarnya mencapai Rp100 juta. Ini akan akan segera direalisasikan, tunggu tanggal mainnya” janji Herman.
Menurut Herman, pihaknya lagi melakukan pendataan. Intinya, asuransi kematian ini bukan diambil dari dana hibah dan tidak menyalahi hukum. “Ini sudah saya diskusikan dengan beberapa orang pengurus,” katanya.
Program keempat, Herman berjanji akan mengaktifkan kembali koperasi PWI Sumut yang sempat vakum.
“Insya Allah, kami sudah punya satu manager untuk full mengelola dan melaksanakan kegiatan tersebut. Kita akan lihat, apakah ini akan kita kerjasamakan dengan pemerintah kabupaten/kota atau provinsi,” ucapnya.
Program kelima, mendorong wartawan di daerah untuk meningkatkan aktivitasnya. Kalau yang lalu aktivitas kegiatan PWI Sumut banyak terfokus di provinsi, kini dikembalikan ke daerah kabupaten/kota.
Misalnya, seleksi Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) akan melibatkan kabupaten/kota, begitu juga dengan hari pers nasional. Diharapkannya, kegiatan itu akan berpindah-pindah sehingga tidak terpusat lagi di Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumut.
“Kami akan mengkoordinasikannya dengan Pak Gubernur. Insya Allah, hari pers nasional yang direncanakan tahun 2023 akan dipusatkan di Sumatera Utara” tutup Herman.
Sebagai penantang, Farianda Putra Sinik alias Nanda bukanlah kuda hitam. Farianda cukup diperhitungkan incumbent dalam kontestasi pemilihan Ketua PWI Sumut tahun ini.
Farianda bukan orang baru di dunia pers Sumatra Utara. Farianda juga merupakan owner koran Medan Pos sekaligus Pemimpin Redaksi portal Medanpos Online (MPOL).
Putra pertama dari almarhum tokoh pers Sumut, Ibrahim Sinik tersebut merupakan Ketua Serikat Perusahaan Surat Kabar (SPS) Sumut dua periode.
Prestasi yang ditorehkan Nanda selama memimpin SPS Sumut, pernah membawa SPS Sumut menjadi yang terbaik se-Indonesia. Farianda Putra Sinik juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan dan organisasi sosial.
“Saya sejak duduk di bangku sekolah memang sudah senang berorganisasi. Saya senang banyak kawan dan dari situ saya bisa belajar berorganisasi,” katanya.
Alasan yang memotivasi Farianda bertarung melawan incumbent karena keinginan kuat untuk mengembangkan dan memajukan organisasi PWI Sumut. Selain itu, kata Nanda, dorongan untuk maju menjadi Ketua PWI Sumut juga amanah dari almarhum ayahnya, Ibrahim Sinik.
“Insya Allah, bila diberi kesempatan memimpin PWI Sumut, saya akan duduk satu periode saja. Tidak lebih, pegang janji saya,” ucap Nanda kepada penulis.
Farianda bertekad akan membuat perubahan besar di organisasi PWI Sumut. Nanda mengaku sudah melakukan safari politik ke berbagai daerah kabupaten/kota untuk menyerap aspirasi anggota PWI Sumut yang umumnya ingin adanya perubahan.