membaranews.com (Medan)
Akhir pekan, Wali Kota Medan Bobby Nasution memanfaatka waktunya terjun ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang ada.
Bobby turun ke tengah masyarakat untuk melihat, mendengar, menyerap langsung aspirasi masyarakat. Selain itu Bobby meninjau masalah hingga ke lingkungan untuk menyahuti keluhan dan pengaduan warga.
Langkah Bobby untuk mengetahui secara pasti kondisi dan masalah terjadi di wilayah, termasuk kinerja para aparaturnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Apa yang menjadi masalah, termasuk keluhan maupun pengaduan warga diupayakan Bobby segera dituntaskan.
Seperti dilakukan Bobby saat meninjau jalan rusak dan drainase tersumbat di Jalan Ampera, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Sabtu (11/9/2021).
Melalui akun media sosial pribadinya, Bobby mendapat banyak aduan terkait kondisi jalan rusak dan drainase tersumbat.
Dari hasil peninjauannya, diketahui kondisi tersebut sudah berlangsung 5 tahun. Bahkan, jalan rusak dipenuhi lubang dan tergenang air tidak jarang mengakibatkan mesin kendaraan bermotor mati saat melintas dan jatuhnya korban. Penyumbatan drainase berdampak pada tidak mengalir air sehingga menyebabkan banjir dan menggenangi rumah warga setiap hujan deras turun.
Melihat kondisi itu, Bobby langsung menghubungi Kadis PU Zulfansyah Alisyahputra menanyakan kawasan dimaksud telah masuk dalam daftar wilayah yang akan diperbaiki.
“Segera mungkin (jalan rusak) diperbaiki dan langsung dicor (dibeton). Banyak warga jatuh saat melintas apalagi genangan air sudah menutupi permukaannya sehingga tidak kelihatan jika ada lubang di dalamnya.
Cari skema terbaik agar air di drainase dapat mengalir mengingat kawasan ini wilayah cekungan. Kasihan warga terus kebanjiran,” kata Bobby minta kepada Kadis PU.
Akhir pekan sebelumnya, Bobby juga meninjau lapangan sepakbola Jalan Bunga Turi 2 Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan. Peninjauan untuk menyelesaikan keberatan warga karena lapangan akan dibangun rumah panti sosial sebagai tempat tinggal yang layak bagi warga kurang mampu seperti pemulung, gelandangan, pengemis, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta masalah sosial lainnya. Warga menolak karena lapangan itu selama ini digunakan sebagai tempat bermain sepakbola maupun kegiatan olahraga lainnya.
Sebagai solusi, akan memindahkan lapangan sepakbola ke lokasi tidak jauh dari lapangan sebelumnya dan dilengkapi fasilitas pendukung olahraga lainnya.
Bobby tidak ingin mengorbankan aktivitas olahraga masyarakat sekitar di lapangan sepakbola karena pembangunan rumah panti sosial.
Dengan demikian, pembangunan rumah panti sosial dapat dilakukan sedangkan aktifitas berolahraga warga sekitar juga tidak terganggu.
Kebiasaan Bobby rutin turun ke lapangan di akhir pekan ditanggapi dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut Dr Fakhrur Rozi M IKom.
Di situasi saat ini memang menuntut kepala daerah atau pemimpin lebih banyak turun ke bawah. Di samping situasi pandemi, masyarakat banyak mengalami kesusahan. Karenanya pemimpin atau tokoh-tokoh seperti kepala daerah harus sering turun ke masyarakat, paling tidak bisa mengobati atau menghibur masyarakat.
“Kalau ada tokoh atau kepala daerah turun langsung dalam situasi sekarang, bisa dikatakan semacam hiburan juga. Artinya, mengobati perasaan yang hari ini sama-sama kita ketahui situasinya sekarang sulit akibat pandemi Covid-19,” ungkap Rozi.
Aumni Magister Ilmu Komunikasi (MIKom ) FISIP USU itu mengatakan, kebiasaan Bobby kerp menyahuti keluhan warga dari media sosial pribadinya merupakan tuntutan kepemimpinan zaman now. Saat ini media sosial menjadi saluran paling efektif karena bersifat langsung. “Apalagi, kalau publik mengetahui akun itu langsung dipegang Bobby, tentu saja masyarakat lebih nyaman mengadu. Ditambah lagi, kalau Bobby bisa turun langsung ke masyarakat dan menyelesaikan persoalan sudah pasti lebih bagus lagi,” sebutnya.
Apa yang sudah dikerjakan Bobby dengan gaya dan ciri khasnya seperti itu, hendaknya harus bisa ditiru seluruh jajarannya. “Apa yang dilakukan Bobby harusnya bisa menginspirasi serta memotivasi seluruh jajarannya untuk melakukan hal serupa.
“Pelayanan harus langsung ke titik penyakitnya atau ke masyarakat dan menyelesaikannya,” ungkap Rozi. (Rul)