membaranews.com (Batu Bara)
Penurunan Angka Stunting merupakan salah satu program prioritas nasional dalam memperbaiki kondisi kesehatan dan gizi masyarakat di Indonesia.
Pemerintah RI targetkan di tahun 2024 penurunan angka stunting di angka 14%. Untuk mencapai target itu pemerintah daerah diharuskan untuk melakukan pemetaan dan analisis stunting, hal ini kemudian akan menjadi acuan kebijakan para kepala daerah dalam penurunan angka stunting di wilayah masing-masing.
Dalam hal ini pemerintah kabupaten Batu Bara sebagai lokus dalam penurunan masalah gizi stunting di Provinsi Sumatera Utara tahun 2021, melakukan program penimbangan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) secara massal kepada lebih dari 90% balita.
Hasilnya, stunting di Batu Bara berada diangka 18,35%. Hal ini disampaikan oleh drg. Wahid Khusyairi Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) dalam rapat pemetaan dan analisis situasi program stunting yang digelar di Aula Rumah Dinas Bupati, Komplek Tanjung Gading Inalum, Kecamatan Sei Suka, Selasa (17/05/2022).
Sebelumnya kata Wahid, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Batu Bara sebesar 30,9%.
Untuk menepis data itu, Pemkab Batu Bara melalui Dinas Kesehatan P2KB melakukan penimbangan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) secara massal terhadap 90% balita, dan hasil nya angka stunting di Batu Bara sebesar 18,35%.
Wahid menjelaskan dalam proses pengukuran dan penimbangan Balita tersebut, pemkab Batu Bara membentuk tim yang berisi tenaga pengukur yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan oleh tenaga profesional.
“Tentu terlebih dahulu melakukan pelatihan kepada tenaga-tenaga pengukur. Selanjutnya mereka diturunkan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran ulang sesuai dengan EPPGBM tadi”, ujar Wahid.
“Selain itu standarisasi alat dinilai penting. karena kita memiliki alat yang terbatas, maka pelaksanaannya bergotong-royong ke posyandu-posyandu selama setengah bulan. Untuk posyandu yang belum mencapai angka 90% akan diukur ulang kembali. begitulah prosesnya sehingga mendapatkan angka 18,35% stunting di Batu Bara,” ungkap Wahid menambahkan.
Sementara itu Bupati Zahir menyatakan, angka harapan dengan angka fakta 30,9% dengan angka nasional sangat jauh dari harapan Pemerintah Batu Bara.
Oleh sebab itu lebih lanjut Pemkab Batu Bara akan membahas hasil pemetaan yang memperoleh angka 18,35% dengan tenaga ahli, agar data yang diinput sesuai keadaan yang sebenarnya.
“Pertanggung jawaban angka 18,35% itu kita bahas nanti dengan para ahli supaya ditemukan sebuah kebenaran data dan akan di input secara nasional. Pengukuran dan penimbangan kepada 90% balita tersebut sudah bisa mewakili dari pada jumlah anak-anak yang menjadi target,” ungkap Bupati Zahir.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes RI-Medan, Dr. Oslida Martony, S.KM, M.Kes, Satgas Tim Percepatan Penurunan Stunting Provsu, Rosidah Berutu, S.KM, M.Kes, Analisis Gizi Dinkes Sumut, Lia Yuliani, s.Gz, Perwakilan BKKBN Provsu, Wiwik Afrida, S.KM, M.Kes, Ketua TP-PKK Batu Bara, Para Kepala OPD, Para Camat dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Batu Bara, serta Para Kepala Desa/Lurah yang berada di wilayah desa lokus stunting. (S)