Medan I membaranews.com.
Mengantisipasi warga sering membuang sampah di Sungai Sei Putih Kecamatan Medan Petisah Camat Medan Petisah akan memasang sejumlah CCTV di sejumlah titik.
Sungai sudah berulang kali dibersihkan namun masih ada saja warga membuang sampahnya ke sungai.
Pemasangan CCTV kita lakukan untuk mencegah warga yang ngeyel dan tidak bisa diberitahu agar tidak membuang sampah ke sungai.
Pemasangan CCTV menggunakan dana kelurahan,” kata Camat Medan Petisah Budi Ansyari Lubis saat gotong royong massal membersihkan Sungai Sei Putih, Rabu (22/2/2023).
Budi belum bisa menjelaskan berapa CCTV dipasang.Kita akan melihat Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
Sungai ini melintasi dua kelurahan Kelurahan Sei Putih Tengah dan Sei Putih Timur II. Kalau anggaran di DPA besar, CCTV bisa banyak kita pasang, sebut Budi.
Dikatakan Budi, kualitas CCTV akan dipasang harus baik sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi wajah warga kerap membuang sampah ke sungai. “Sering didapati mobil pick-up dan becak barang membuang sampah ke sungai tengah malam dan jelang subuh,” ungkapnya.
Apakah tidak khawatir CCTV hilang, Budi telah menyiapkan antisipasim CCTV ditarik di lokasi tersembunyi dan tinggi, terus dipantau petugas jaga malam.
“Kemungkinan Triwulan II CCTV sudah dipasang paling lama akhir Maret atau awal April sudah terpasang,” ungkapnya Camat.
Jajaran Kecamatan Medan Petisah rutin membersihkan Sungai Sei Putih selalu dipenuhi sampah sebagai upaya edukasi agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai.
Pihak Kecamatan berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Medan menurunkan alat-alat berat.
Saat melakukan pembersihan sungai, ada 102 kali truk berseliweran mengangkat lumpur dan sampah dikeruk dari dasar sungai. Namun setelah pembersihan masih ada juga warga membuang sampah sehingga sungai kembali dipenuhi sampah,” sebut Budi
Pernah juga memasang jaring namun ketahanan tidak kuat karena saat terjadi banjir jaring terseret arus. “Kita juga pernah menyurati Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II melakukan normalisasi tapi hanya membersihkan pinggiran sungai. Padahal dibutuhkan mengeruk dasar sungai dipenuhi sedimen dan sampah,ujar amat.(Rul)