membaranews.com (Batu Bara)
Pemkab Batu Bara melaksanakan kembali Pembelajaran Tatap Muka kombinasi dengan Belajar Dari Rumah (BDR) sejak 19 April 2021.
Sebelumnya belajar tatap muka pernah dilaksanakan 7 September 2020. Tapi awal 2021 kembali BDR/ Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ )
Di Kabupaten Batu Bara, ada 160 sekolah kembali belajar tatap muka sesuai Surat Edaran Bupati Batu Bara Nomor: 420/2252 Tanggal 15 April 2021 tentang Penyelenggaran Pendidikan di Masa Pandemi Corana Virus Disease 2019 (COVID-19) pada Tahun Pelajaran 2020/2021, dan SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara Nomor: 800/0805-SR Tanggal 14 April 2021 Tentang Penetapan Sekolah Tangguh Disiplin Protokoler Kesehatan Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara Tahun Pelajaran 2020/202.
UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh Kabupaten Batu Bara pembelajaran tatap muka sudah berjalan,kata Kepala UPTD SMP Negeri 1 Kec. Datuk Lima Puluh Tobok Situmprang kepada media, Kamis (22/4/2021)
Tobok mengucapkan terimakasih kepada Bupati Batu Bara Zahir telah mengambil keputusan yang dirasakan masyakat sehingga peserta didik boleh belajar tatap muka dengan guru , bertemu teman walaupun masih kombinasi dengan BDR tetap mengikuti protokol kesehatan sesuai SKB 4 Menteri.
Komite Sumardi sangat gembira adanya Surat Edaran dari Pemkab Batu Bara. ”Kami sebagai wali murid sangat bersyukur karena sudah bisa belajar tatap muka.
Ini membuktikan Bupati Batu Bara Bapak Zahir dan Kadiadik Bapak Ilyas Sitorus sangat memperhatikan kemajuan bidang pendidikan di Batu Bara.Termasuk. berbagai upaya dilakukan Disdik seperti Aplikasi – Aplikasi untuk kemajuan pendidikan di Batu Bara.
Demikian juga diungkapkan Eka Suryaningsih, S.Pd Guru Matematika sekaligus orangtua siswa di SMPN 1 Datuk Lima Puluh.
Oang tua sangat senang karena dengan dibukanya sekolah kembali dapat mengurangi ketergantungan anak anak terhadap hp, Anak anak dapat bersosialisasi langsung dengan teman teman dan gurunya serta lingkungan sekolahnya.
Guru dapat secara langsung memantau siswa yang mau dan tidak mau belajar, mengurangi siswa yang putus sekolah karena bekerja akibat belajar dari rumah yang dianggapnya selama ini libur,ujar Eka.
Kepala UPTD. SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh Tobok Luhut Situmorang mengatakan, pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka dengan kombinasi Belajar Dari Rumah adalah keputusan luar biasa.
“Kami sangat berterimakasih kepada Bupati Batu Bara Zahir, atas keputusan ini. Selaku pendidik sangat bersyukur karena sangat membantu kami mengejar ketertinggalan selama ini, khusus dalam pendidikan karakter yang biasanya dilakukan disekolah setiap hari.
“Jujur saja yang paling kami takutkan adalah Lost Character,” sebutnya.
Menurut Tobok, UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh adalah sekolah memiliki sarana pembelajaran TIK terlengkap – One Class One Laptop, One Infocus dan seluruh ruangan telah difasilitasi jaringan WIFI.
Ini bagian upaya perbaikan sarana kelas guna menunjang dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui dunia pendidikan.
“Fasilitas Sekolah dapat menunjang dunia pendidikan sehingga dapat memberi kualitas kepada siswa /siswi berkarakter , beretika, bermoral pada era kemajuan teknologi ini.
UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh menjadi harapan salah satu Sekolah Penggerak dalam Konsep Merdeka Belajar,” ungkap Tobok.
Ditempat terpisah Kadisdik Batu Bara Ilyas saat dihubungi awak media melalui sambungan serulernya saat mengikuti LKPJ Bupati Tahun 2020 di Gedung DPRD Batu Bara Kamis siang (22/4/2021) membenarkan di UPTD SD dan SMP sudah dilakukan kombinasi pembelajaran tatap muka dan PJJ/BDR.
Ada 160 sekolah yang sudah melaksanakannya sejak 19 April 2021 lalu, sebut Ilyas.
Ilyas menghimbau tetap mengedepankan keselamatan dan kesehatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat tetap merupakan prioritas dan tetap menjadi perhatian pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembelajaran di masa pandemi ini.
Ilyas juga menyampaikan, Kabupaten Batu Bara berbeda dengan Kabupaten/Kota lainnya.
Wilayah Batu Bara ditepian pantai maka semakin lama anak anak kita belajar dengan pola PJJ/BDR maka bisa berakibat kurang baik bagi anak anak yang bukan hanya kehilangan pembelajarannya juga bisa kehilangan karakternya.
Hal ini bukan tidak mungkin akan mengakibatkan jumlah anak putus sekolah dengan berbagai alasan, ujar Ilyas.
Namun, sebagian orang tua jika anaknya BDR/PJJ dan berada di rumah menyebutnya bukan sekolah.Mereka belum faham benar apa PJJ/BDR sehingg orangtua mengajak anak ikut bekerja membantu meringankan beban ekonomi.
Karenanya, ancaman putus sekolah semakin nyata di Kabupaten Batu Bara. Belum lagi Sekolah Swasta yang pembiayaannya banyak dari peserta didik juga akan semakin terganggu, ungkap Ilyas. (Zul)