Batubara I membaranews.com
Dalam hitungan beberapa bulan lagi, Pilkada Batubara akan digelar dan isu-isu kesukuan semakin kencang, baik itu beredar di media sosial atau di kalangan masyarakat.
Berkaitan dengan itu, Alvian Khomeini M.Si, Sekretaris PC TIDAR Batubara mengatakan Politik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), adalah praktik politik yang tidak etis dan dapat membahayakan kesatuan sosial dan stabilitas masyarakat Batubara.
Politik SARA merupakan strategi memanipulasi atau memanfaatkan perbedaan-perbedaan identitas seperti suku, agama, ras, atau kelompok sosial tertentu untuk tujuan politik atau pemilihan umum,kata Alvian kepada media, Kamis (12/9/2024).
Ia menjelaskan, jika isu SARA masih digunakan tentu dapat mengancam kesatuan sosial, memicu konflik, dan merusak proses demokrasi pada Pilkada Batubara nanti.
Dikatakannya, sebagai generasi milenial ia menghimbau untuk lebih bijak dalam menyikapi politik semacam ini yang membuat kita terpecah belah.
“Saya pikir, kita Pemuda Milenial tentu bisa menyikapi pola kuno ini, alhasil kita yang hidup berdampingan dari berbagai etnis berpotensi terpecah belah jika kita tidak bijak dalam menyikapi ini,”ucapnya.
Menurutnya, kampanye politik yang berlandaskan pada ide, program, dan visi politik lebih elegan, daripada mengandalkan isu-isu SARA.
“Karena itu, mari kita hindari politik SARA dan identitas ini, agar kita bisa mempertahankan kesatuan sosial, meningkatkan toleransi dan keragaman serta memelihara demokrasi yang sehat,”tandasnya.
Wakil Ketua PC TIDAR Ready Ahmad juga berharap tehadap Bawaslu dan penegak hukum dapat bersama-sama menjaga pilkada Batubara 2024 menjadi pilkada yang damai dan sejuk.
Sampai masa kampanye nanti, mari sama – sama kita awasi, jika ada individu ataupun kelompok yang mencoba memecah belah kesatuan kita, dengan ujaran kebencian baik itu di medsos, segera di tindak sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku,”ujarnya. (Rul/R)