Pembukaan PON XXI Aceh – Sumut di Provinsi Aceh dan Sumut Tidak Sediakan Layanan JBI, Masyarakat Tuli Terabaikan.

  • Bagikan

Medan I membaranews.com

Sejumlah masyarakat yang menyaksikan langsung acara siaran langsung (Live) pembukaan Pekan Olah Raga (PON) ke XXI tahun 2024 Aceh-Sumut pertanyakan tidak tersedianya layanan Juru Bahasa Isyarat (JBI) pada siaran langsung pembukaan PON XXI/ 2024 yang dilangsungkan di provinsi Aceh, Senin malam (9/9/2025).

Apalagi, siaran langsung pembukaan PON XXI Aceh – Sumut yang dibuka di provinsi Aceh tersebut disiarkan langsung secara nasional.

Seharusnya, pihak panitia acara di Aceh memperhatikan hal itu. Seolah tidak memberi akses kepada masyarakat Tuli di Indonesia, ujar masyarakat yang sedang menonton acara pembukaan PON XXI Medan – Aceh di stadion Baharoedin Siregar Jalan Medan – Tebing Tinggi Komplek Pemerintahan Deli Serdang Lubuk Pakam Provinsi Sumatera Utara.

Pengamatan media di lapangan Baharoeddin Siregar, 3 layar videotron melakukan siaran langsung (live) pembukaan PON XXI Aceh – Sumut yang dibuka di provinsi Aceh tidak ada menyediakan JBI.

Kadis Kominfo Provinsi Sumatera Utara, Ilyas Sitorus saat di konfirmasi terkait siaran langsung pembukaan PON XXI Aceh-Sumut di provinsi Aceh dan Sumut menyayangkan tidak tersedianya layanan JBI di acara nasional bergengsi itu.

Menurut Ilyas Sitorus, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya juru bahasa isyarat, antara lain:

1.Memfasilitasi komunikasi: Bagi individu yang memiliki gangguan pendengaran atau tuli, juru bahasa isyarat dapat memfasilitasi komunikasi dengan orang lain. Mereka menerjemahkan pesan verbal ke dalam bahasa isyarat yang dapat dipahami oleh individu yang lebih memahami bahasa isyarat daripada bahasa lisan.

2.Mengurangi kesenjangan komunikasi: Juru bicara isyarat dapat berperan dalam mengurangi kesenjangan komunikasi antara individu dengan gangguan pendengaran atau tuli dengan lingkungan sekitarnya. Dengan bantuan juru bicara isyarat, individu tersebut dapat berpartisipasi secara aktif dalam percakapan, seminar, pertemuan, dan acara lainnya.

3.Meningkatkan inklusi sosial: Dengan adanya juru bahasa isyarat, individu dengan gangguan pendengaran atau tuli dapat merasa lebih terlibat dalam kegiatan sosial. Mereka dapat mengikuti perkuliahan, seminar, konferensi, dan kegiatan lainnya di mana adanya juru bahasa isyarat memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara penuh.

4 .Membantu dalam lingkungan kerja: Juru bahasa isyarat juga memberikan manfaat dalam lingkungan kerja, terutama jika ada individu dengan gangguan pendengaran atau tuli di tempat kerja. Dengan bantuan juru bicara isyarat, komunikasi antara individu dengan gangguan pendengaran atau tuli dan rekan kerja dapat berjalan lancar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

  1. Meningkatkan kesadaran tentang disabilitas pendengaran: Keberadaan juru bahasa isyarat membantu meningkatkan kesadaran tentang isu-isu dan tantangan yang dihadapi oleh individu dengan gangguan pendengaran atau tuli. Hal ini dapat mempromosikan inklusi dan penghormatan terhadap beragam kelompok dalam masyarakat.

“Dengan adanya juru bahasa isyarat, individu dengan gangguan pendengaran atau tuli dapat lebih mudah terlibat dalam kegiatan sehari-hari, secara sosial, dan dalam lingkungan kerja, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka, ” ujat Ilyas Sitorus.

Iliyas Sitorus mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara selalu menyiapkan layanan JBI di media Center PON XXI Aceh-Sumut yang berlokasi di Hotel Medan. (Rul/R)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *