Tapanuli Selatan I membaranews.com
Tujuh kaum perempuan tergabung dalam Kelompok Menjahit Sapokat Nauli Collection binaan PT Agincourt Resources (PTAR) selaku pengelola Tambang Emas Martabe terus melangkah maju menuju level tiga.
Kelompok menjahit terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja tersebut berlokasi di Gang Beo Tangkahan Batuhula Desa Batuhula Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Ketua Kelompok Menjahit Sapokat Nauli Collection Febriana Panjaitan menceritakan, awal mula menekuni menjahit setelah November 2021 mereka mengikuti pelatihan menjahit selama 24 hari digelar Disnaker Tapsel bekerjasama dengan PTAR.
Usai pelatihan dan mengenal dasar-dasar menjahit atau level satu, mereka terus mendapat pembinaan dari PTAR. Kebutuhan peralatan seperti mesin jahit dan lainnya dibantu termasuk saat ini sudah memiliki mesin obras dan mesin bordir dari PTAR.
“Karena PTAR lah kami memiliki mesin jahit sendiri-sendiri,” ucap Febriana didampingi anggota kelompok Rosni dan Nisra kepada wartawan, Senin (05/06/2023).
Febriana mengungkapkan,pada awalnya anggota kelompok berjumlah delapan orang. Saat ini tinggal tujuh karena satu orang ada gangguan pada penglihatannya.
Seiring waktu, PTAR terus mendorong mereka untuk menguji sejauh mana peningkatan kemampuan menjahitnya dengan memfasilitasi ikut ujian ke level dua atau asisten menjahit. Hasilnya mereka lulus dan telah mengantongi sertifikat.
Rencananya Juli 2023 kami akan mengikuti ujian level tiga ke Padangsidimpuan juga difasilitasi PTAR. “Level tiga agar kami bisa berdiri sendiri sebagai seorang penjahit,” kata Febriana.
Jika lulus level tiga dan mengantongi sertifikat kata Febriana, mereka bisa menjadi pendamping dalam kegiatan pelatihan menjahit.
Agustus 2023 mendatang mereka juga akan dilatih kemahiran lain yakni membordir.
“Kami dibina untuk menjadi ibu-ibu produktif, mendukung pendapatan keluarga. Kami sangat senang dan mengucapkan banyak terima kasih kepada PTAR,”tutur Febriana.
Bagi siapapun masyarakat setempat ingin belajar menjahit, mereka terbuka untuk membantu. Sebab mereka mendapatkan keterampilan menjahit secara gratis.
Saat ini ada dua orang datang belajar menjahit. mudah-mudahan bisa serius dan jumlah orangnya juga bisa bertambah. Kami sangat senang sekali,tandas ibu satu anak ini.
Ketika mengikuti pelatihan, mereka telah bisa menjahit pakaian tidur. Produk dijual dan uangnya dimasukkan sebagai kas kelompok.
“Hasil penjualan itulah menjadi kas kami dan digunakan untuk belanja bahan lagi,”ungkap Febriana.
Saat ini mereka sedang mempertajam kemahiran menjahit pakaian wanita dan laki-laki. Meski khusus menjahit pakaian, mereka juga bermitra dengan kelompok penjahit tas di Desa Hutaraja binaan PTAR.
Saat kelompok penjahit tas dapat order dan butuh bantuan tenaga, mereka mendapat bagian pekerjaan.
“Kami ikut membantu mereka mengerjakan tas. Itu juga menjadi income bagi kami,” kata Febriana.
Sekitar satu setengah tahun menekuni keterampilan menjahit, order dari masyarakat sudah berdatangan baik untuk menjahit baru, permak dan lainnya.
Mereka secara rutin memproduksi pakaian tidur, tunik, gamis walaupun bukan pesanan karena PTAR ikut membantu memasarkan hasil karya mereka.
Sedangkan dari segi pendapatan, saat ini masing-masing anggota kelompok sudah bisa memperoleh upah menjahit rata-rata Rp.300.000-Rp.500.000 per bulan.
Ke depan anggota kelompok diharapkan bisa semakin berkembang dengan memiliki perangkat dan merek masing-masing diluar milik kelompok. “Ini harapan terbesar PTAR kepada kami,” tutur Febriana.
Dalam program pemberdayaan perempuan, PTAR membuka ruang bagi kaum perempuan di sekitar areal tambang menjadi perempuan berdaya dengan melahirkan sejumlah program pemberdayaan usaha berbasis perempuan. Salah satunya adalah program peningkatan kapasitas dan keterampilan menjahit bagi perempuan di Desa Batuhula.
Hingga tahun 2022, sebanyak 108 perempuan dari 8 kelompok usaha sudah mendapat pendampingan dari PTAR tersebar di dua kecamatan di Tapsel.
PTAR berkomitmen memberikan kesempatan dan peran yang sama kepada kelompok perempuan untuk berusaha dan menjalankan kegiatan kelompoknya secara mandiri serta meningkatkan kapasitas diri dan kelompok melalui berbagai program, pelatihan dan pendampingan. Dengan begitu, mereka dapat menjadi mampu dan berdaya menjalankan usahanya secara berkelanjutan.
Program ini sedikit banyaknya dapat lmembantu dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Juga membuka peluang bagi perempuan untuk berkarya dan membuka ruang untuk berpikir, bertindak dan bersosialisasi. (Borneo)