Tapanuli Tengah | membaranews.com
PT Agincourt Resources (PTAR) kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan lingkungan hidup. Kali ini melalui kolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, PTAR selaku pengelola Tambang Emas Martabe merambah perairan pantai dengan menanam 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 10 hektar dan melepas puluhan ribu kerang di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Sumatera Utara.
Area penanaman mencakup Kelurahan Kalangan, Kelurahan Kalangan Indah dan Desa Aek Sitio-tio Kecamatan Pandan Kabupaten Tapteng.
Aksi tanam mangrove mengangkat tema “Dari Hati Untuk Bumi” digelar di Desa Aek Garut Kecamatan Pandan, Kamis (2/2/2023) bertepatan Hari Lingkungan Basah Sedunia (World Wetlands Day).
Hadir Kementerian LHK RI, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Pj Bupati Tapteng, unsur Forkopimda Tapteng serta lainnya.
Wakil Presiden Direktur PTAR Ruli Tanio mengatakan, penanaman mangrove merupakan kontribusi PTAR dalam membentuk ekosistem wilayah pesisir Tapanuli Tengah, kabupaten yang membentang di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 kilometer.
Ekosistem mangrove sebagai salah salah penopang ekosistem wilayah pesisir diharapkan dapat menjadi area makan, memijah dan berkembangbiak berbagai jenis ikan dan udang sekaligus habitat alami berbagai fauna.
“Kami berharap aksi tanam mangrove ini dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekosistem hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial dan budaya maayarakat lokal,” ucap Ruli.
Menurut Ruli, penting membentuk ekosistem mangrove sebagai salah satu ekosistem pendukung kehidupan. Fungsi dan manfaatnya beranekaragam bagi masyarakat sekitar kawasan salah satunya meningkatkan peluang perekonomian masyarakat Tapteng yang sebagian bekerja sebagai nelayan.
“Kami perusahaan tambang yang area operasionalnya tidak berdekatan dengan pantai. Namun kami sadar bahwa hutan mangrove merupakan sumber penjaga ekosistem perairan antara darat, pantai dan laut dengan fungsi biologis, fisik dan ekonomi yang besar bagi keberlangsungan hidup. Hal ini sejalan dengan Kebijakan Keberlanjutan kami,” sebut Ruli.
Sebagai bagian Grup Astra, upaya PTAR menggelar aksi tanam mangrove bertujuan mendukung Astra 2030 Sustainability Aspirations yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca Grup Astra Scope 1 dan 2 sebesar 30%. Hal ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang membuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan emisi di Indonesia salah satunya dengan cara membangun ekosistem mangrove.
Dalam aksi tanam mangrove “Dari Hati Untuk Bumi”, PTAR menggandeng Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama tiga tahun. Bibit disiapkan adalah bibit lokal jenis Rhizophora siap tanam berusia 4-6 bulan di persemaian dengan tinggi 50-80 centimeter. Sedangkan kerang yang dilepaskan berjenis lokus dengan kondisi sehat dan segar.
Jarak tanam bibit 1×3 meter tetapi tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan 2-3 bulan sedangkan durasi pemeliharaan 2 tahun dan dapat diperpanjang.
Aksi pelestarian lingkungan terus digenjot PTAR dalam berbagai bentuk. Misalnya saja pada November 2022 PTAR menanam 1.000 pohon produktif untuk menekan resiko luapan sungai Garoga yang mengaliri Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Jenis pohon ditanam dapat dimanfaatkan warga seperti durian, manggis, alpukat dan trembesi.
Juni 2022 PTAR melakukan kegiatan penanaman 200 bibit pohon di SMKN 2 Pertambangan Batang Toru. Kegiatan ini dirangkai dengan penyerahan 1.200 bibit pohon kepada masyarakat sekitar area tambang di Batang Toru dan Muara Batang Toru.
Terhitung sejak 2012, total bibit yang sudah ditanam di banyak titik di luar dan di dalam area Tambang Emas Martabe mencapai lebih 41.000 bibit pohon dengan potensi oksigen sekitar 18 juta kilogram per tahun dan penyerapan gas karbon sekitar 1 juta ton per tahun.
Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) KLHK RI Dasrul Chaniago mengatakan, pembentukan ekosistem mangrove menjadi penting dilakukan mengingat Indonesia yang merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia rentan terhadap perubahan iklim.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2021, luas eksisting mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3,3 juta hektar.
“Kami memberikan apresiasi kepada seluruh pihak atas aksi tanam mangrove ini, semoga bukan menjadi yang terakhir. Kami harapkan terus ada dukungan dan juga inovasi lainnya tentang perlindungan pesisir laut,” ucap Dasrul.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK RI Indra Exploitasia menyebutkan, aksi tanam 30.000 bibit mangrove dan penyemaian 20.000 bibit kerang merupakan kontribusi PTAR terhadap pelestarian keanekaragaman hayati utamanya di kawasan pesisir.
“Menanam kebaikan dengan melakukan penanaman bibit mangrove akan menjadi kontribusi menuju Visi 2050 Living in Hamony with Nature dan ke depannya kita dapat duduk berdampingan dengan alam,”ujar Indra.
Apresiasi juga disampaikan Kepala BBKSDA Sumut Rudianto Saragih Napitu. Aksi tanam mangrove merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan keberlangsungan hidup selanjutnya.
“Kami memberi apresiasi kepada para petani, juga kepada perusahaan ini yang sangat peduli terhadap lingkungan termasuk keanekaragaman hayati,” ucap Rudianto.
Pj Bupati Tapteng Elfin Elyas Nainggolan juga menyampaikan apresiasi atas penanaman mangrove tersebut. (borneo)