Bupati Dolly Diberi Gelar Tuongku Muda Parlindungan Hatabosi

  • Bagikan
Bupati Tapsel Dolly Pasaribu diberi gelar Tuongku Muda Parlindungan Hatabosi dan istri Rosalina Siregar gelar Naduma Hasayangan saat di upa-upa. (Foto : Borneo)

 

membaranews.com (Tapanuli Selatan)

 

Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) H. Dolly Pasaribu diberi gelar Tuongku Muda Parlindungan Hatabosi dan istri Rosalina Siregar bergelar Naduma Hasayangan oleh raja Huta (Pamusuk) Hatabosi (Haunatas, Tanjung Dolok, Bonan Dolok, Siranap) dalam Horja Aek Adat Hatabosi dipusatkan di Desa Tanjung Dolok Kecamatan Marancar pada 14-15 Oktober 2022.

Dolly Pasaribu menyampaikan, suatu pekerjaan besar akan selalu ringan apabila dibagi bebannya ke setiap pundak masyarakat. Itulah inti dari Horja (kerja).

Acara ini diselenggarakan untuk berbagai hajatan yang secara umum dibagi ke dalam dua jenis yaitu siriaon (kegembiraan) dan siluluton (kesedihan).

Dolly mengemukakan, Horja Aek dikenal secara spesifik di desa-desa yang tergabung dalam luat Hatabosi (Haunatas, Tanjung Dolok, Bonan Dolok, Siranap).

“Horja ini termasuk ke dalam siriaon yang diselenggarakan atas inisiatif Raja Huta (Pamusuk) untuk mengungkapkan rasa syukur atas lancarnya bondar (pengairan) yang dikelola oleh masyarakat adat untuk mengairi sawah-sawah mereka dan berbagai keperluan lainnya,” ujar Dolly.

Sebuah kerja tidak akan berjalan dengan baik tanpa pembagian tugas dan peran setiap warga Huta secara sadar dan patuh. Maka dalam hal ini masyarakat Angkola telah memiliki suatu lembaga tradisional dalam konteks pembagian kerja yang dikenal dengan sebutan Dalihan Natolu. Tanpa kelengkapan lembaga ini maka tak satu pekerjaan pun dapat dilakukan.

Dolly menjelaskan, acara Horja Aek ini diselenggarakan untuk memperagakan kembali secara langsung dan nyata bagaimana sebuah pekerjaan besar (Horja Godang) menuntut syarat hadirnya seluruh unsur dewan Harajaon, Hatobangon, Dalihan Natolu, paronang-onang, emblem adat (pakaian, simbol-simbol) dan ritual horja. Ini adalah momen yang tepat untuk menyaksikan warna-warni budaya dan jiwa masyarakat Angkola khususnya Hatabosi.

“Maka saya sebagai putra daerah Hatabosi merasa berkewajiban untuk berperan dalam pelestarian budaya adat leluhur Angkola yang menjadi akar kehidupan masyarakat Hatabosi,” terang Dolly. (Borneo/Rel)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *