membaranews.com (Batu Bara)
Pemetaan dan analisis situasi pencegahan dan penurunan stunting merupakan proses untuk mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting dalam wilayah kabupaten/kota. Hal tersebut dilakukan untuk memahami permasalahan dalam integrasi intervensi gizi spesifik dan sensitif pada sasaran rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) .
Untuk memantau perkembangan program, Bupati Batu Bara, Ir. H. Zahir, M.AP, menghadiri kegiatan Pemetaan dan Analisis Situasi Program Stunting yang diadakan Pemerintah Batu Bara melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) di Aula Singapore Land, Jl. Lintas Sumatra, No. KM 141, Kecamatan Sei Balai, pada Rabu (18/5).
Kegiatan tersebut dihadiri Konsultan Bina Pembangunan Daerah (BANGDA) Provsu sebagai Narasumber Utama, OPD, Camat, Kepala UPT Puskesmas, serta Kades/Lurah Lokus Stunting 2021 di Kabupaten Batu Bara.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang diadakan di Aula Rumah Dinas Bupati pada Selasa, 17 Mei 2022.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan P2KB Batu Bara melakukan penimbangan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) secara massal kepada lebih dari 90% balita. Hasilnya, angka stunting berada diangka 18,35%, yang berbeda dengan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Batu Bara sebesar 30,9%.
Bupati Zahir juga meminta keterpaduan tim penanganan percepatan penurunan dari level kabupaten, kecamatan dan tingkat desa/kelurahan untuk segera bersinergi mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung permasalahan stunting di Batu Bara. Sehingga diperlukan faktor pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas SDM dalam menangani penurunan stunting di Batu Bara.
“Harus terstruktur, terdata dan penanganannya harus terkordinasi oleh seluruh dinas yang terkait karena semuanya itu berkaitan dan merupakan tanggung jawab kita semua. Struktur organisasinya harus jelas, karena pemetaan dan analisis situasi program stunting ini harus benar-benar terstruktur agar mengetahui angka dan data nya benar, termasuk kesiapan menikah dan hamil harus dinilai”, ungkap Bupati Zahir.
Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.
Hasil Analisis Situasi merupakan dasar perumusan rekomendasi kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan integrasi intervensi gizi bagi rumah tangga 1.000 HPK.
Untuk membantu pemerintah kabupaten/kota dalam menentukan program yang diprioritaskan alokasinya untuk menurunkan stunting, dapat dilaksanakan oleh perangkat daerah termasuk desa secara terintegrasi dan bersinergi serta tepat sasaran, yang sesuai dengan misi Bupati Zahir dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Batu Bara. (S)