membaranews.com–(Medan)
Ternyata, singkong banyak disukai orang Korea Selatan. Buktinya, permintaan makanan produk singkong terus meningkat dari Korea Selatan meski di masa pandemi Covid-19.
Direktur PT AGS Ujiana Sianturi mengatakan produk berbasis singkong yang diekspor perusahannya berjumlah 20 ton atau senilai Rp1 Miliar. Produk berbasis singkong berupa keripik dan opak singkong diekspor ke Korea Selatan. Meski pandemi, permintaan produk singkong terus meningkat.
“Dilepaskan di masa Covid-19 malah tidak turun, malah naik. Mungkin karena orang ingin makan camilan. Di Korea Selatan, singkong pilihan camilannya, trennya naik terus,” ungkap Ujiana Sianturi saat pelepasan eskpor produk singkong dan sarang burung walet oleh Wakil Menteri (Wamen) Perdagangan Jerry Sambuaga dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Komplek MMTC Jl. Willem Iskandar Medan, Santa (7/11/2020).
Rusiana pemilik PT Originalnest juga mengatakan permintaan sarang burung walet meningkat di masa pandemi dan secara keseluruhan, ekspor naik 15–20%. Rusiana memprediksi perusahaannya bisa mengekspor 32 ton hingga akhir tahun. “Kali ini kita ekspor ke Cina, Eropa, Amerika, Australia, Taiwan, Singapura,” kata Rusiana.
Adapun total barang diekspor saat dilepas Wamen Perdagangan Jerry Sambuaga dan Gubernur Edy Rahmayadi, Sabtu (7/11/2020) kurang lebih 21 ton atau senilai Rp. 26 Miliar. Terdiri 1 ton sarang burung walet senilai Rp 25 Miliar diekspor PT Originalnest, 20 ton produk olahan singkong senilai Rp 1 Miliar diekspor PT Alpha Gemilang Sejahtera (AGS).
Wamen Jerry Sambuaga berharap jumlah ekspor tersebut terus meningkat. Mendorong para pelaku usaha untuk mengekspor barang olahan. Karena produk akan mendapat nilai tambah apabila diolah menjadi barang siap konsumsi.
Misalnya produk sarang burung walet (SBW) akan mendapat nilai tambah jika diolah menjadi barang siap saji dan konsumsi. Produk sarang burung walet akan sangat lebih baik apabila siap saji, sehingga bisa cepat dikonsumsi. Kedepan bagaimana ini bisa menjadi produk yang siap konsumsi dan akan menambah nilai tambah yang luar biasa,” ujar Wamen.
Nilai ekspor Indonesia lebih tinggi ketimbang impor. Per 7 November 2020 total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 13,51 Miliar. Sumut salah satu daerah penyumbang produk ekspor yang besar. Wamen berharap pemerintah daerah terus mengoptimalkan potensi daerahnya menjadi komoditas ekspor.
Darang burung walet contoh komoditas asli Indonesia yang memiliki potensi yang luar biasa.
Produk sarang burung walet itu dari kita. Kita ingin membudidayakannya kembali untuk meningkatkan ekspor,” sebut Jerry
Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumut periode Januari – Oktober 2020, kedua perusahaan yang melepas produknya untuk diekspor pada kesempatan tersebut memiliki nilai yang terus meningkat. Nilai ekspor eksportir sarang burung walet PT Originalnest mencapai US$ 39,5 juta. Meningkat 10% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 35,4 juta.
Sementara nilai ekspor produk berbasis singkong atau ubi yang diekspor PT Alpha Gemilang Sejahtera tercatat sebesar US$ 235 ribu. Naik 21% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 186 ribu.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengapresiasi pelaku usaha yang masih produktif dan tetap melakukan ekspor meski di masa pandemi. “Saya apresiasi ini, pelaku usaha bisa meningkatkan ekspornya walaupun di dalam kondisi pandemi ini,” kata Edy
Gubernur bercerita pernah membeli sarang burung walet, namun mengaku tidak mengerti mengolahnya.Gubernur mendorong pelaku usaha memproduksi produk siap konsumsi, sehingga permintaan produk terus meningkat. “Saya ngomong sama Pak Wamen , ayolah kita jual berupa yang sudah siap makan atau siap saji,” ujar Edy
Edy mengajak bersama-sama membangun Sumut, khusus bidang ekonomi. Menurutnya potensi Sumut begitu besar harus dioptimalkan. “Mari kita bangun, besarkan diri kita, apa yang bisa kita buat, Sumut ini begitu kaya,” ucapnya.(rul)