membaranews.com-(Medan)
Praktisi Pendidikan/Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara Ilyas Sitorus, SE, M.Pd di hadapan 528 mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara (UMSU) memaparkan tentang praktek Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) /Belajar Dari Rumah (BDR) di masa Pandemi Covid-19 di Aula Kampus UMSU Jl. Mukhtar Basri Medan, Selasa (13/10/2020).
528 mahasiswa baru UMSU dari 7 program studi diantaranya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKBM) secara zoom.
Ilyas mengatakan, PJJ/BDR merupakan tantangan bagi dunia pendidikan terutama di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah bahkan Perguruan Tinggi.
Selama ini disituasi normal, dunia pendidikan kita tidak mengenal PJJ/BDR sehingga elemen/lingkungan pendidikan seperti guru, anak didik, orang tua dan masyarakat menjadi tersentak dan kewalahan.
Tapi suka tidak suka, kondisi belajar yang baru ini harus dihadapi dan dijalani, kata Ilyas.
Solusi terbaik dalam praktek PJJ/BDR memastikan bagaimana peserta didik di masa pandemi tetap mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Artinya, bagaimana kita bisa melaluinya dan berhasil menghadapi dan menjalani Merdeka Belajar dalam pembelajaran di masa pandemi ini.
Kebijakan Merdeka Belajar menurut mahasiswa Program Pasca Sarjana Univrrsitas Negeri Medan (Unimed) ini adalah setiap orang harus memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensi dirinya secara maksimal. Sebab, tujuan pendidikan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Maka sesungguhnya bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi, membangun kemandirian dan tidak menjadi beban dimasa depan.
Perlu dipahami dalam kebijakan Merdeka Belajar , kita memberikan kebebasan bagi semua warga belajar. Kebebasan itu bukan sesuka hati tetap ada aturannya. Namun lebih memberikan kebebasan berinovasi, baik dalam visi, ide, inspirasi, kreativitas, proses, pengembangan, pertumbuhan dan lainnya.
Memberikan kesempatan peserta didik banyak tanya, banyak mencoba, banyak karya. Itu sesungguhnya hakekat Merdeka Belajar, ungkap Ilyas.
lyas kemudian menyampaikan beberapa pengalaman selama bermitra dengan Tanoto Foundation yang salah satu meluncurkan program “MIKIR”.
Yakni, melakukan kegiatan melalui observasi, interaksi terkait proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih dan komunikasi dalam proses penyampaian gagasan/pikiran maupun perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Dan refleksi yang merupakan proses memikirkan makna dari belajar yang dialami, baik terkait materi yang dipelajari maupun pengalaman belajarnya.
PJJ adalah pendidikan formal berbasis lembaga dimana peserta didik dan instruktur/guru berada di lokasi yang berbeda atau terpisah. Dengan demikian memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya.
Karenanya, menurut Ilyas semua pihak harus bersama-sama membantu dan memberhasilkan PJJ/BDR.
Perguruan Tinggi, Dosen, Mahasiswa, orangtua dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyukseskan PJJ/BDR.
Sebagai salah satu Perguruan Tinggi, UMSU (FKIP) dapat membantu menyiapkan pedoman bagi mahasiswa, orangtua maupun dosen untuk keperluan buku panduan/pedoman dalam PJJ/BDR, ujar Ilyas mantan Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Pemprov Sumatera Utara.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Keguruan (FKIP) UMSU Dr. Elfriyanto, S.Pd MPd mengatakan, untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas diperlukan
guru-guru yang berkualitas, profesional, kompeten dan berintegritas. (rul)